Langsung ke konten utama

Menginterpretasi Laporan Hasil Observasi

 Laporan hasil observasi

Nama          : Tri Napoleon Ramadhani
Kelas           : X MIPA 2
No. Absen  : 33
MaPel         : PBSI

 

 Laporan Hasil Observasi Seputar Wayang 

Kegiatan 1 : Mengidentifikasi Isi Teks Laporan Hasil Observasi
(Halaman 12-14) 

Tugas :   (HALAMAN 11)

1. Buatlah pertanyaan terkait isi Laporan Wayang tersebut, seperti berikut:

    a. Informasi apa saja yang disampaikan dalam teks tersebut?
    b. Mengapa wayang ditetapkan sebagai mahakarya dunia?
    c. Ada berapa jenis wayang berdasarkan bahan pembuatannya? 
    d. Apa manfaat wayang bagi pengembangan warisan budaya?

2. Jawablah pertanyaan - pertanyaan tersebut dengan singkat dan jelas.

3. Mengapa teks tersebut digolongkan teks laporan hasil observasi?

 

Jawaban :

1. Pertanyaan yang dibuat terkait isi laporan Wayang tersebut :
  1. Kapan wayang ditetapkan UNESCO sebagai pertunjukan bayangan boneka dari Indonesia? 
  2. Siapa yang menemukan Wayang motekar?
  3. Apa yang dimaksud dengan Wayang wong?
  4. Apa yang dimaksud dengan wayang suket?
2. Jawaban Pertanyaan yang dibuat :
  1. Pada 7 November 2003
  2. Wayang Motekar ditemukan dan dikembangkan oleh Herry Dim setelah melewati eksperimen lebih dari delapan tahun (1993 - 2001).
  3. Wayang wong adalah satu pertunjukan wayang yang diperankan langsung oleh orang.
  4. Wayang suket merupakan tiruan dari berbagai figur wayang kulit yang terbuat dari rumput (bahasa Jawa: suket). 
3.  Teks tersebut digolongkan sebagai teks laporan hasil observasi karena di tulis berdasarkan fakta dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh pihak penulis.
 
 
 
Kegiatan 2 : Menyusun Ringkasan Isi Teks Laporan Hasil Observasi 
(Halaman 12-14) 
   

Paragraf: 1.

Wayang kulit dilihat dari umur, dan gaya pertunjukannya pun dibagi lagi menjadi bermacam jenis. Jenis yang paling terkenal, karena diperkirakan memiliki umur paling tua adalah wayang purwa. Purwa berasal dari bahasa Jawa, yang berarti awal. Wayang ini terbuat dari kulit kerbau yang ditatah, dan diberi warna sesuai kaidah pulasan wayang pendalangan, diberi tangkai dari bahan tanduk kerbau bule yang diolah sedemikian rupa dengan nama cempurit yang terdiri dari: tuding dan gapit. 

Gagasan Pokok: 

Dilihat dari umurnya wayang kulit memiliki beberapa macam jenis.


Paragraf: 2.

Cerita yang biasanya digunakan adalah Ramayana dan Mahabharata. Wayang purwa terdiri atas beberapa gaya atau gagrak seperti, gagrak Kasunanan, Mangkunegaraan, Ngayogyakarta, Banyumasan, Jawatimuran, Kedu, Cirebon dan sebagainya. Selain wayang purwa jenis wayang kulit yang lain yaitu: wayang madya wayang gedog wayang dupara, wayang wahyu, wayang suluh, wayang kancil, wayang calonarang, wayang krucil; wayang ajen; wayang sasak, wayang sadat, wayang parwa wayang arja, wayang gambuh, wayang cupak dan wayang beber yang saat ini masih berkembang di Pacitan.

Gagasan Pokok: 

Wayang kulit memiliki berbagai macam jenis dilihat dari gaya pertunjukkannya.


Paragraf: 3.

Wayang wong (bahasa Jawa yang berarti ‘orang’) adalah salah satu pertunjukan wayang yang diperankan langsung oleh orang. Wayang orang yang dikenal di suku Banjar adalah wayang gung, sedangkan yang dikenal di suku Jawa adalah wayang topeng. Wayang topeng dimainkan oleh orang yang menggunakan topeng. Wayang tersebut dimainkan dengan iringan gamelan dan tari-tarian. Perkembangan wayang orang pun saat ini beragam, tidak hanya digunakan dalam acara ritual, tetapi juga digunakan dalam acara yang bersifat menghibur.

Gagasan Pokok: 

Pada setiap daerah, wayang wong memiliki sebutan yang berbeda.


Paragraf: 4.

Selanjutnya, jenis wayang yang lain adalah wayang golek yang mempertunjukkan boneka kayu. Wayang golek berasal dari Sunda. Wayang ini disebut juga sebagai wayang thengul. Selain wayang golek Sunda, wayang yang terbuat dari kayu adalah wayang menak atau sering juga disebut wayang golek menak karena cirinya mirip dengan wayang golek. Wayang tersebut

pertama kali dikenalkan di Kudus. Selain golek, wayang yang berbahan dasar kayu adalah wayang klithik. Wayang klithik berbeda dengan golek. Wayang tersebut berbentuk pipih seperti wayang kulit. Akan tetapi, cerita yang diangkat adalah cerita Panji dan Damarwulan. Wayang lain yang terbuat dari kayu adalah wayang papak atau cepak, wayang timplong, wayang potehi, wayang golek techno, dan wayang ajen.

Gagasan Pokok:

Wayang golek adalah salah satu jenis wayang yang berasal dari Sunda memiliki bahan dasar sebuah kayu.


Paragraf: 5.

Perkembangan terbaru dunia pewayangan menghasilkan kreasi berupa wayang suket. Disebut wayang suket karena wayang yang digunakan terbuat dari rumput yang dibentuk menyerupai wayang kulit. Wayang suket merupakan tiruan dari berbagai figur wayang kulit yang terbuat dari rumput (bahasa Jawa: suket). Wayang suket biasanya dibuat sebagai alat permainan atau penyampaian cerita pewayangan kepada anak-anak di desa-desa Jawa.

Gagasan Pokok:

Perkembangan terbaru dunia pewayangan menghasilkan kreasi berupa wayang suket.


Paragraf: 6.

Dalam versi lebih modern, terdapat wayang motekar atau wayang plastik berwarna. Wayang motekar adalah sejenis pertunjukan teater bayang-bayang atau serupa wayang kulit. Akan tetapi, jika wayang kulit memiliki bayangan yang berwarna hitam saja, wayang motekar menggunakan teknik terbaru hingga bayang-bayangnya bisa tampil dengan warna-warni penuh. Wayang motekar ditemukan dan dikembangkan oleh Herry Dim setelah melewati eksperimen lebih dari delapan tahun (1993 – 2001). Wayang tersebut menggunakan bahan plastik berwarna, sistem pencahayaan teater modern, dan layar khusus.

Gagasan Pokok:

Dalam versi modern terdapat wayang yang disebut dengan wayang motekar atau wayang plastik yang berwarna.


Paragraf: 7.

Semua jenis wayang di atas merupakan wujud ekspresi kebudayaan yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai kehidupan antara lain sebagai media pendidikan, media informasi, dan media hiburan. Wayang bermanfaat sebagai media pendidikan karena isinya banyak memberikan ajaran-ajaran kehidupan kepada manusia. Pada era modern ini, wayang juga banyak digunakan sebagai media informasi. Ini antara lain dapat kita lihat dari pagelaran wayang yang disisipi informasi tentang program pembangunan seperti keluarga berencana (KB), pemilihan umum, dan sebagainya.Yang terakhir, meski semakin jarang, wayang masih tetap menjadi media hiburan.  

Gagasan Pokok:

Wayang memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan, antara lain sebagai media pendidikan, media informasi, dan media hiburan.